Headlines News :
Home » » Desa Sade Semakin Dikenal Wisatawan

Desa Sade Semakin Dikenal Wisatawan


 KOMPAS IMAGES/I MADE ASDHIANAAneka kerajinan seperti gelang, cicin, kalung, gantungan kunci yang ditawarkan kepada wisatawan di Desa Sade, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

 MATARAM, Chaneltujuh - Dusun tradisional Sade di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang merupakan perkampungan masyarakat suku Sasak, semakin dikenal wisatawan nusantara dan mancanegara.
Arsitektur rumah mereka masih mempertahankan gaya tradisional suku Sasak dan menggunakan bahan yang ada di sekitarnya.
-- H Lalu Putria
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lombok Tengah, H Lalu Putria yang dihubungi dari Mataram, Kamis (14/2/2013), mengatakan masyarakat Dusun Sade pola hidupnya masih penuh dengan kesederhanaan, namun mereka cukup kreatif dalam mengolah bahan-bahan seperti kayu, bambu dan jerami menjadi barang kerajinan yang unik.
"Arsitektur rumah mereka masih mempertahankan gaya tradisional suku Sasak dan menggunakan bahan yang ada di sekitarnya, seperti lantai rumah masih menggunakan kotoran ternak yang dicampur dengan tanah," katanya.
Ia mengatakan, hampir semua penduduk Sade mampu membuat aneka kerajinan seperti patung khas suku Sasak, gelang, cicin, kalung, gantungan kunci yang terbuat dari tanduk kerbau pilihan yang diolah secara apik dan warnanya didominasi cokelat.
Kerajinan yang dihasilkan masyarakat Dusun Sade, kata Putria, desainnya unik, kecil memanjang, tidak seperti patung umumnya. Hasil kerajinan yang menarik di dusun tradisional itu antata lain produk kain tenun Lombok atau songket.
Kain tenun ini terbuat dari bahan dasar kapas pilihan kemudian diolah dengan menggunakan alat tenun tradisional yang mereka buat sendiri dari kayu dan bambu pilihan.
Pada awalnya, menurut Putria, perajin tenun Sade hanya membuat kain tenun, tetapi seiring perkembangan pariwisata akhirnya mereka membuat baju, sarung, sajadah dengan desain unik khas Sade.
Proses pembuatan tenun khas Lombok yang mengandalkan peralatan tradisional itu membutuhkan waktu cukup lama tergantung jenis, yakni satu hingga dua minggu dan hasilnya bernilai seni dan kualitas yang cukup baik, tidak kalah dengan kualitas tenun daerah lain.
Karena itu, lanjut Putria, wisatawan yang berkunjung ke dusun tradisional itu semakin ramai untuk melihat langsung kehidupan yang mencerminkan pola hidup masyarakat Lombok itu.
"Para wisatawan yang berkunjung tidak  hanya ingin melihat pola kehidupan masyarakat dusun Sade tetapi juga membeli hasil kerajinan masyarakat," katanya.
Sumber :
Antara
Editor :
I Made Asdhiana
Share this article :
Comments
1 Comments

+ komentar + 1 komentar

17 February 2013 at 11:09

hem ok juga

Post a Comment

 
Support : Copyright © 2011. detikplus - All Rights Reserved
Modified like Detik.com by Detikplus Network™
Entertainment Blogs