JM, salah seorang distributor "permen libido", mengaku pelanggannya berasal dari Surabaya dan wilayah lain di Jawa Timur, seperti dilaporkan Harian Surya, Rabu (6/2/2013). Menurut JM, pelanggannya kebanyakan adalah orang-orang yang terbiasa bertransaksi secara online.
"Salah seorang pelanggan saya pejabat terkenal. Ia beli untuk istrinya," kata mahasiswa sebuah universitas swasta di Jakarta itu. Namun, banyak juga kaum ibu yang menghubunginya secara langsung.
Dari pemasaran secara online, JM mengaku omzetnya dari permen karet pembangkit libido itu mencapai Rp 15 juta hingga Rp 20 juta. Dia menyebut mengimpor permen itu dari Jerman.
JM meyakinkan bahwa permen karet tersebut bisa membangkitkan gairah seksual perempuan. "Langsung bereaksi beberapa menit setelah mengonsumsinya, reaksinya bertahan dua hingga tiga jam," ujar JM.
JM menegaskan produk-produk yang dijualnya dikhususkan untuk keharmonisan pasangan suami istri. Jadi, kalau ada pihak yang menyalahgunakan, itu bukan tanggung jawabnya.
Dalam situs yang dikelola JM, memang terpampang berbagai tulisan yang intinya memperingatkan bahwa produk-produk yang dijual ini khusus untuk keharmonisan pasangan suami istri.
"Setiap pelanggan yang menghubungi kami, baik lewat telepon, SMS, maupun BlackBerry Messenger (BBM) selalu kami ingatkan soal itu," urainya.
Selama menjalani bisnis dalam beberapa bulan terakhir, JM menyebutkan 75 persen pelanggannya kembali lagi untuk order setiap bulan. Ia menandaskan permen ini tidak memiliki efek samping berarti bagi tubuh. "Belum pernah pelanggan kami yang komplain," paparnya.
Seperti diberitakan, pembangkit gairah berbentuk permen karet itu kini marak di Surabaya. Meskipun kandungan permen tersebut masih dalam penelitian Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), banyak pengguna yang mengaku merasakan khasiatnya.
Fenomena permen karet cinta pun ramai menjadi perbincangan "panas" di sejumlah grup BBM. Bagi para istri dan ibu-ibu yang sudah pernah mencoba, mereka berbagi cerita di kantor maupun di komunitasnya. Yang lain pun penasaran.
BPOM berhasil mengidentifikasi 36 situs yang menawarkan produk makanan berupa permen yang disinyalir dapat meningkatkan gairah.
Pemantauan iklan yang dilakukan BPOM menunjukkan bahwa ada banyak iklan di media internet yang menjual produk permen peningkat libido yang tidak mematuhi peraturan perundang-undangan. Tercatat, ada 36 situs yang menawarkan produk tersebut.
"Kami tidak pernah mengeluarkan izin edar terhadap permen yang diklaim dapat meningkatkan gairah atau libido, apalagi dengan penandaan yang tidak sesuai norma sehingga kami tidak menjamin keamanan dan mutunya," ujar Kepala BPOM Lucky S Slamet di Gedung C BPOM, Jakarta Pusat, Kamis (31/1/2013).