Detikplus-Saat ini kondisi warga di Sukorejo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah sudah
tenang pascabentrokan antara ribuan warga dengan ratusan massa Front
Pembela Islam (FPI) di daerah setempat, Kamis sore kemarin (18/7).
Menurut warga setempat, Benny Karnadi, aktivitas warga di Sukorejo kini
mulai kembali normal.
"Sudah kondusif, endak ada warga yang kumpul-kumpul atau mau balas dendam. Ini saya dan warga lain mau takziyah ke rumah Ibu-ibu yang meninggal ditabrak mobil FPI kemarin," kata Benny kepada detikplus
Dia mengatakan, kemarin, gara-gara seorang Ibu tewas itulah warga Sukoharjo marah dengan FPI. Bila polisi tidak bisa menyelesaikan persoalan ini, dan mengamankan warga dari aksi kekerasan yang dilakukan FPI, maka otomatis warga akan mengamankan diri mereka sendiri. "Warga itu marah benar. Orang ibu-ibu tidak tahu apa-apa, tidak salah kok jadi korban," terangnya.
Benny berharap ke depan FPI menggunakan cara-cara lebih santun. Menurut dia cara-cara seperti sweeping yang dilakukan FPI tidak tepat, sebab orang Indonesia pada umumnya menolak segala bentuk anarkisme, termasuk warga Sukorejo, Kendal.
"Masyarakat Sukorejo itu menolak segala bentuk anarkisme. Kami tidak suka cara-cara kekerasan. Kalau FPI datang baik-baik, kami terima baik-baik. Sebaliknya. Pokoknya, mereka jual kami beli, apapun mintanya FPI akan kami layani. Mau cara kekerasan kami siap, mau cara baik-baik kami siap," terangnya.
Sebelumnya, bentrokan terjadi antara ribuan warga Sukorejo, Kendal dengan anggota Front Pembela Islam (FPI). Akibat insiden itu, seorang Ibu tewas karena ditabrak mobil FPI. Sekarang 26 anggota FPI diperiksa di Mapolres Kendal menyusul bentrokan antara massa radikal itu. Mereka diperiksa secara maraton sejak semalam hingga jam makan sahur.
"Sudah kondusif, endak ada warga yang kumpul-kumpul atau mau balas dendam. Ini saya dan warga lain mau takziyah ke rumah Ibu-ibu yang meninggal ditabrak mobil FPI kemarin," kata Benny kepada detikplus
Dia mengatakan, kemarin, gara-gara seorang Ibu tewas itulah warga Sukoharjo marah dengan FPI. Bila polisi tidak bisa menyelesaikan persoalan ini, dan mengamankan warga dari aksi kekerasan yang dilakukan FPI, maka otomatis warga akan mengamankan diri mereka sendiri. "Warga itu marah benar. Orang ibu-ibu tidak tahu apa-apa, tidak salah kok jadi korban," terangnya.
Benny berharap ke depan FPI menggunakan cara-cara lebih santun. Menurut dia cara-cara seperti sweeping yang dilakukan FPI tidak tepat, sebab orang Indonesia pada umumnya menolak segala bentuk anarkisme, termasuk warga Sukorejo, Kendal.
"Masyarakat Sukorejo itu menolak segala bentuk anarkisme. Kami tidak suka cara-cara kekerasan. Kalau FPI datang baik-baik, kami terima baik-baik. Sebaliknya. Pokoknya, mereka jual kami beli, apapun mintanya FPI akan kami layani. Mau cara kekerasan kami siap, mau cara baik-baik kami siap," terangnya.
Sebelumnya, bentrokan terjadi antara ribuan warga Sukorejo, Kendal dengan anggota Front Pembela Islam (FPI). Akibat insiden itu, seorang Ibu tewas karena ditabrak mobil FPI. Sekarang 26 anggota FPI diperiksa di Mapolres Kendal menyusul bentrokan antara massa radikal itu. Mereka diperiksa secara maraton sejak semalam hingga jam makan sahur.